Senin, 03 Desember 2012

contoh skripsi





A. JUDUL :  OPTIMASI PENCAMPURAN BATUBARA BEDA KUALITAS UNTUK  MEMENUHI KRITERIA PERMINTAAN KONSUMEN DI PT ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN.


B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
     Batubara merupakan suatu lapisan yang padat,yang pembentukannya dan penyebarannya dapat terjadi secara horisontal maupun vertikal,dan merupakan suatu lapisan yang heterogen. Oleh karena sifatnya yang heterogen ini maka batubara mempunyai kualitas yang berbeda-beda meskipun tempat terbentuknya terdapat pada satu tempat. Dengan adanya beda kualitas ini agar batubara yang mempunyai kualitas rendah dapat dimanfaatkan, maka dilakukan kegiatan blending atau pencampuran antara batubara kualitas tinggi dengan batubara kualitas rendah. Oleh karena sifatnya yang heterogen ini maka penulis tertarik untuk meneliti percampuran yang tepat antara batubara kualitas tinggi dengan batubara kualitas rendah untuk memenuhi kebutuhan batubara sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh konsumen dengan memperhatikan 6 parameter dari batubara yaitu : kandungan air bawaan,kandungan abu,zat terbang,karbon tertambat,kandungan sulfur,dan nilai kalor.

C. TUJUAN PENELITIAN
     Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan yang tepat antara batubara kualitas rendah dengan batubara kualitas tinggi untuk di blending sehingga didapatkan kualitas batubara sesuai yang diinginkan oleh konsumen.

D. DASAR TEORI
1. Genesa Batubara
     Batubara adalah batuan sedimen  yang terbentuk dari sisa-sisa macam tumbuhan yang merupakan material organik dan telah mengalami dekomposisi atau penguraian oleh adanya proses biokimia dan geokimia sehingga berubah baik sifat fisik maupun sifat kimianya.
Genesa batu bara berdasarkan tempat terjadinya dibagi menjadi 2 yaitu :
1.      Teori Insitu
Bahan-bahan pembentuk lapisan batubara terjadinya ditempat dimana tumbuh-tumbuhan itu berada (terjadi di tempat itu juga) yang mempunyai ciri-ciri sbb : Penyebarannya luas,dan kualitasnya baik (karena kadar abunya rendah).
2.      Teori Drift
Bahan-bahan pembentuk lapisan batubara ,terjadinya ditempat lain dari tumbuh-tumbuhan asal itu berada karena sudah tertransportasi,yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut ; penyebarannya tidak luas tetapi banyak, kualitasnya kurang baik karena banyak mengandung pengotor.

2. Parameter Kualitas Batubara
     Untuk mengetahui kualitas dari batu bara maka dapat diketahui dengan menggunakan parameter-parameter dari batubara. Parameter-parameter dari batubara adalah sbb :
1.      Kandungan Air.
Kandungan air dalam batubara secara umum ada dua yaitu air permukaan (free moisture) dan kandungan air bawaan (inherent moisture). Kandungan air permukaan secara mekanisterdapat dalam permukaan dan retakan-retakan serta kapiler-kapiler besar (makro kapiler) batubara dan mempunyai tekanan gas normal. Jumlah kandungan air bebas secara prinsip tergantung dari kondisi yaitu dari lembab sampai kering. Hal tersebut juga tergantung dari penambangan ,benefisiasi ,transportasi,penanganan dan penyimpanan juga distribusi ukuran butirnya.
Kandungan air bawaan berada pada mikro pori, yang mempunyai tekanan lebih rendah dari tekanan uap normal. Kandungan air bawaan ini penting diketahui,karena dapat digunakan untuk mengindikasi peringkat batubara . Batubara makin tinggi kandungan air bawannnya,peringkatnya makin rendah.
2.      Kandungan Abu.
Seperti telah diketahui bahwa kandungan Batu bara terdiri dari 3 unsur yaitu : air,material batu bara (Coal matter) dan material bukan batu bara (mineral matter).
Mineral matter terdiri atas 2 macam yaitu mineral matter bawaan (inherent mineral matter) serta material mineral dari luar batu bara (extraneous mineral matter). Inherent mineral matter berhubungan dengan tumbuh-tumbuhan yang hidup di rawa-rawa dan sulit dipisahkan dari batu bara,biasanya berjumlah 0,5 – 1,0 %. Extraneous Mineral Matter terjadi saat terambil waktu penambangan (parting), yang terbawa waktu terjadi banjir ke lapisan batubara pada waktu pembentukannya. Extraneous Mineral Matter dapat dipesahkan dari batubara dengan proses pencucian.
Jika Batubara dipanaskan maka mineral matter tersebut akan mengalami perubahan secara kimia menjadi abu.
Perubahan secara kimia tersebut antara lain sebagai berikut :
·         Kehilangan air dari senyawa-senyawa yang mengandung hidrogen
·         Kehilangan CO2 dari karbonat.
·         Oksidasi FeS2 menjadi besi sulfida dan magnesium oksida.
·         Penguapan dan penguraian dari alkali chloride.
Secara umum untuk memperkirakan jumlah mineral matter dapat dicari dengan menggunakan rumus sbb :
     MM = 1,1 x Kandungan Abu
Atau
     MM = 1,08 + 0,55 S
Ket            :
MM           = mineral matter
A               = Kandungan abu
S                = Kandungan sulfur

3.      Zat Terbang.
Zat terbang terdiri dari Combustible gasses (gas-gas yang mudah terbakar) seperti gas hidrogen, CO, dan CH4 serta gas-gas yang dapat dikondensasikan seperti tar dengan sejumlah kecil gas-gas yang tidak terbakar seperti CO2 dan air yang terbentuk karena hasil dehidrasi dan kalsinasi.
Zat terbang  juga dapat digunakan sebagai ukuran untuk menentukan peringkat batubara.
Pengaruhnya dalam preparasi batubara adalah jika kandungan zat terbang tinggi (>24 %) maka batubara akan mudah terbakar. Untuk mengatasi hal tersebut sebaiknya batubar tidak dilakukan penggerusan terlalu halus,karena sangat berpotensi untuk mudah meledak.
4.      Karbon Tetap (Fixed Carbon).
Sebagai komponen dari analisa proksimat, Fixed Carbon dihitung dari
          FC   = 100 – ( A + VM + IM ).
Rasio Fixed carbon dengan Volatile matter (zat terbang) disebut dengan “FR” (Fuel Ratio). FR juga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menentukan peringkat batubara.
5.      Nilai Kalor.
Nilai kalor dari batubara merupakan jumlah panas dari komponen yang terbakar seperti karbon, hidrogen, dan sulfur dikurangi dengan panas reaksi eksotermis atau endotermis yang terjadi dari pembakaran komponen pengotor.
6.      Kandungan Sulfur.
Sulfur merupakan zat pencemar,maka adanya sulfur yang tinggi sangat tidak dikehendaki.
Ada 3 macam bentuk sulfur yaitu :
·         Pyritic Sulfur (FeS2) biasanya berjumlah 20 – 80 % dari total sulfur dan berasosiasi dengan abu batubara.
·         Organic Sulfur biasanya berjumlah relatif dan bervariasi antara 20 – 80 % dari total sulfur. Sulfur Organik terikat secara kimia dengan substansi atau zat-zat lain.
·         Sulphate sebagaian besar terdiri dari kalsium sulfat dan besi sulfat.

3. Blending.
     Blending atau pencampuran adalah penggabungan atau penimbunan secara bersamaan dan terus menerus dalam waktu tertentu dari dua atau lebih material (batubara beda kualitas), yang dianggap mempunyai komposisi yang konstan (parameter kualitas konstan) dan terkontrol proporsinya.
Dalam hal ini pencampuran dilakukan terhadap batubara yang berbeda kualitasnya,sehingga kualitas batubara hasil campuran merupakan perpaduan dari semua parameter kualitas batubara yang dicampur  atau dengan kata lain batubara dengan kualitas rendah akan menjadi lebih baik dan dapat memenuhi batasan-batasan persyaratan untuk memenuhi permintaan konsumen.
     Pencampuran batubara dilakukan terhadap batubara yang terdiri dari  dua jenis kualitas batubara pada area penimbunan  tersebut dengan perbandingan tertentu sehingga didapatkan hasil blending atau pencampuran yang sesuai dengan permintaan konsumen.
Pencampuran batubara supaya didapatkan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan  dengan komposisi  yang seragam dan homogen ,secara teorotis parameter kualitasnya campurannya dapat dideteksi dapat didekati dengan persamaan  sbb :
            Kc = 

            Xc =  X1 + X2 + ... + Xn



Keterangan      :
 Kc                  = Kualitas batubara campuran.
 Xc                  = Berat total batubara campuran.
 K1,K2,...,Kn      = Kualitas dari masing-masing batubara yang akan dicampur.
 X1,X2,...,Xn    = Berat dari masing-masing batubara yang akan dicampur.
 
E. PENYELESAIAN MASALAH.
     Untuk menyelesaikan masalah ini  maka yang dilakukan adalah sebagai berikut 1.Pengumpulan Data
a.      Data-data yang berhubungan dengan penelitian, yang meliputi antara lain:
·         Data curah hujan.
·         Data cadangan batubara.
·         Data kualitas umum batubara
·         Data kualitas batu bara yang diinginkan oleh konsumen
·         Data jumlah produksi batubara berdasarkan kualitasnya.
·         Data kualitas batubara dilapangan.
2. Analisa
Analisa  dilakukan di Laboratorium  untuk mengetahui kualitas dari batubara  tersebut dan mencari komposisi blending yang tepat dari data-data yang ada.

F. METODOLOGI PENELITIAN
1.    Studi Literatur
Dalam hal ini dilakukan dengan menggabungkan antara teori dengan data-data        di lapangan, adapun bahan-bahan diperoleh dari Instansi yang terkait dengan penelitian ini dan perpustakaan kampus dan daerah yang mana dapat berupa :
a. Literatur
b. Brosur-brosur
c. Karya-karya ilmiah,dll.


2.    Penelitian Langsung di lapangan
Hal ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu :
a. Observasi lapangan
Yaitu dengan melihat langsung kondisi lapangan daerah penelitian, luas            serta kesampaian daerah serta mencocokkan dengan data-data yang diperoleh.
b.      Pengambilan conto dilapangan.
Yaitu dengan mengambil conto yang ada dilapangan untuk nantinya dianalisa di laboratorium.
c.    Cek kembali perumusan masalah
Yaitu dengan menyesuaikan data-data yang diperoleh agar apa yang telah di dapat sesuai dengan yang dibutuhkan untuk masalah yang akan dipecahkan.
3.    Pengambilan Data
Dalam penelitian ini pengambilan data diperoleh dari :
·         Perusahaan yang bersangkutan, baik melalui para karyawan secara lisan maupun dokumen.
·         Instansi yang terkait, seperti P3TM dan pusat informasi lainnya
·         Perpustakaan, baik perpustakaan kampus UPN “Veteran” maupun perpustakaan daerah.
4.    Akuisisi Data
Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam pengolahan data, diantaranya :
·         Pengumpulan dan pengelompokan data
·         Menghitung jumlah data dengan metode statistik
5.    Mengolah Data
Data-data yang telah diperoleh akan diolah, sehingga masalah yang ada dalam hal ini komposisi blending yang tepat dapat terselesaikan.


DAFTAR PUSTAKA

1. Charles G. Schofield “Homogenization/Blending System Design And Control For  Mineral Processing”, 1st Edition,Trans Tech Publication, Clausthere Zellerfeld Federal Republic of Company, 1978.

2. H.C. Rance, “Coal Quality Parameters and Their Influence In Coal Utilization” Shell International Petroleum Co.Ltd.

3. Samuel,M.C, Element Of Practical Coal Mining”, SME,AIME, Inc, New York, 1973.

4. Sukandar Rumidi ,Ir ,Msc, Phd , “Batubara Dan Gambut “ Gajah Mada University, Press, 1995.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar